I'm Rosalia Valentin Margareta

rossrosalia.blogspot.com

rossrosalia.blogspot.com

rainbow in a word

twitter @rossrosalia

rainbow in a word

facebook: Rosalia Valentin Margareta

rainbow in a word

Information System 2011

rainbow in a word

Thursday, December 13, 2012

ku bahagia

ku bahagia kau terlahir di dunia
dan kau ada di antara milyaran manusia
dan ku bisa dengan radarku menemukanmu
perahu kertas by Dewi Lestari

2 bait yang cukup mendeskripsikan tentangmu
1 bait yang mampu membuktikan kebesaran Tuhanku

goresan penuh luka yang masih basah seakan setia mengiringi setiap mata ini tertuju, pikiran ini bergulat, otot ini meregang, dan jantung ini berdetak. segala hariku tak peduli akannya, membiarkan hati ini hampir membusuk.

namun Tuhan masih Penyayang.
Dia kirimkannya sebagai penawar racun untukku.

aktifitas biasa di hari biasa, datar. jarang sekali aku menemukan warna, jalankan kebahagiaan. hidupku bagai abu-abu, hanya dilalui oleh setumpuk tugas yang semakin menyiksa.

hari biasa menjadi sangat luar biasa hebatnya ketika momen itu ada. dimana aku dengan radarku bisa menemukanmu di antara milyaran manusia. kesempatan itu datang tak dipertanggungjawabkan, mewariskan benih romansa yang tak pernah dirasakan sebelumnya. berbeda, yeah berbeda.

goresan luka yang basah, hanya membutuhkan sepersekian menit untuk menawarkan. racun itu terbawa oleh kenangan buruk yang telah lalu. seakan waktu mengijinkanku kembali, mewariskan luka itu bersama kenangannya.

hhh aku kira ini bodoh. segampang itu?
senyum kecut menghiasi, sekali lagi aku tak pernah sadar ini anugerah.

hari berganti hari seperti biasa di antara tumpukan tugas yang kadang kurasa menyiksa.
pandangan ini sudah tak lagi mampu memandang sekeliling kecuali tulisan yang meraung-raung untuk cepat diselesaikan. tak sabar nafsuku untuk segera menuntaskannya dan beralih tugas yang lain.

ini takdir, ketika mata ini mampu melihat indahnya, ketika pendengaran ini mampu menangkap suaranya begitu cepat secepat hembusan nafas, ketika jantung ini berdetak lebih kencang merasakan aromanya, ketika luka ini sembuh tak berbekas karena kehadirannya yang begitu dekat.

tawa, canda, nyaman, kagum, cinta.

itu..
riak yang tercipta oleh jatuhnya lemparan batu, tercipta memang untuk menemukan lautannya. tersesat di antara rimbunan parit, terhempas di tepi tak berujung, terikut arus air yang tak kenal irama, terseok di antara batuan menghujam. namun tak pernah sedikitpun berhenti mencari lautannya.
itu..aku..
rasa di mana aku melayang jauh dari jiwaku yang lama tak kunjung berhenti mencari tepi hingga sampai ke titik laut bebas. terang, sungguh indah. keluar, bebas dari kungkungan. bernafas hanya untuk menyebut namamu, hidup hanya ditakdirkan menjadi pendampingmu

akhirnya aku menemukanmu dengan radarku.





12-12-12

hari itu 12-12-12 hampir semua orang sekitarku menyebutnya hari cantik karena angka. bukankah takdir sengaja memang menciptakan seperti itu dan membuktikan hari itu juga sebanding dengan hari lainnya? analogiku pun bermain, entah, entah kenapa aku tidak pernah bisa merasakan hari itu tidak secantik rupanya.

sayup-sayup bunyi alarm sebelum adzan subuh pun terdengar. aku bangun dengan gontai sekenanya menuju kucuran air wudhu yang menanti tuk digunakan. tak pernah aku sadar bahwa hari itu 12-12-12.

siang aku meneruskan kewajibanku sebagai mahasiswa untuk mengerjakan tumpukan tugas yang sudah bergejolak ingin cepat diselesaikan. kebiasan buruk itupun muncul, aku membuka beberapa jejaring sosialku.

entah, entah kenapa ketika melihat nama itu muncul bersamaan dengan derasnya timeline oleh orang-orang yang mengekspresikan dirinya, seketika aku terpaku, tanpa getaran keyboard yang biasanaya berisik oleh tangan yang tak henti menggesek.

1 detik
2 detik
.
.
2 menit sungguh aku terpaku
benar-benar diam

perasaan yang sudah lama tak berpenghuni karena hanya menunggu satu tuannya ini, menyadari kekosongannya. tak tahu dan tak sadar, rasa apa ini? apa yg terjadi? seketika mulut dan tubuh ini bergeming tak mampu berucap.
jujur beberapa kali aku merasakan rasa entah dia itu apa, setiap kali larunya dekat denganku. namun itu hanya biasa menurutku, tak istimewa, tak sedahsyat ketika hatiku masih menunggu tuannya terdahulu. tak pernah sedikitpun aku berpikir untuk merasakan ini. lalu aku tetap mereka dalam sepi. rasa apa ini?

perlahan sudah lupa aku memikirkannya, tenggelam dengan tugas yang tak kunjung menipis, bak ombak yang tak pernah berhenti, saling menimpali satu sama lain.

dan hari itu 12-12-12, nama itu, aku..tersadar...

tak banyak waktu yang aku buang setelah benar-benar yakin akan rasa ini, radarku sudah berkelebat kesana-kemari mencari sebuah hal yang harus kupastikan sebelum semuanya jatuh terlalu dalam.

aku memutar otakku mencari memori yang pernah menangkap sinyal itu, beberapa kali aku berpikir, memejamkan mata, dan aku teringat akan sesuatu. tak hanya itu, tak sengaja satu kalimat dari sesorang sebagai pengungkap fakta mengalir menghujam, hal yang membuat keraguanku semakin jelas.

hembusan panjang mengaliri kerongkongan, terbebas dari suhu tubuh yang kemudian memanas. mata ini terpejam, tak kuat melihat kenyataan. sepersekian detik setelah sadar fakta itu ada dan nyata, hati ini telah kehilangan kembali tuannya.

12-12-12 saksi dimana hati ini pernah menemukanmu walaupun akhirnya langsung saja terhempas tak terkira, hancur berjuta keping.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More