2006
setahun sudah aku menduda. menjadi ibu dan ayah 3 orang anak.
membuatkan makanan yang sebenernya kurang layak dimakan. mereka
komplain, dan akhirnya aku benar-benar belajar masak. paling tidak
membuat makanan yang aku buat menjadi sedikit lebih layak dimakan.
mengambil alih tugas-tugas istriku, mengantarkan si sulung sekolah TK.
aku cukup bahagia menyaksikan mereka tumbuh sehat dan tanpa kekurangan.
meskipun aku sebenarnya tidak sanggup membayangkan betapa mereka sangat
merindukan kasih sayang seorang ibu. "ya Allah kuatkan kami", tidak
pernah lupa aku panjatkan padaNya.
setiap pagi aku mengantar
anakku. melihat langkahnya hingga menuju kelas. setiap hari dia disambut
oleh gurunya. lalu barisberbaris dan berdoa bersama. lucu sekali. "ayah mencintaimu anakku".
sepertinya Allah tidak membiarkanku hidup hanya dengan ketiga anakku, membiarkan anakku untuk terus terpaksa memakan masakan yang kurang layak dimakan.
pagi itu, entah kenapa, mataku tertuju pada satu perempuan, yang padahal setiap hari aku melihatnya mengajar anakku di TK. sepertinya Allah memberikan nikmat cinta kepadaku untuk kedua kalinya. rasa apa ini? kenapa hatiku jadi tidak biasa? terus saja seperti itu ketika aku melihatnya setiap mengantar anakku. hingga aku sadari ini memang petunjuk Allah. sepertinya dia diturunkan di dunia sebagai pendamping di sisa hidupku.
aku menyalatinya, aku mengikhtiarinya. setiap tahajud hanya namanya yang kusebut, kumohon kepada Allah untuk memberikan kemudahan atas pilihan hatiku. 1 hal yang dulu sudah lama terlupakan "duda 3 orang anak" kembali terngiang. namun aku yakin jika niat hati ini baik, Allah akan merengkuhnya.
bismillahirrohmanirrahim.
aku mulai berbicara kepada orang tua sang guru TK. rasa ketikpercayadiriku sedari keluar rumah sudah melekat, hampir mengalahkan niat mulia ini. namun aku tetap melangkah. ditemani dengan orangtuaku, aku menyampaikan maksudku. menikahi perempuan terpilih, tertakdir untukku.
"mengapa kau memilih anakku untuk kau jadikan istri?" pertanyaan pertama.
"saya hanya tidak ingin zina. saya ingin memiliki yang halal sebagai bentuk ibadah." sepertinya cukup memuaskan hati orangtuanya. dan tanpa banyak pertanyaan beliau mengijinkanku untuk meminang putri mereka.
Allah menunjukkan kebesarannya. begitu mudah jalan yang diberikan. "ya Allah inikah hikmah yang kau sembunyikan selama ini? untukku tetap menjaga pandangan, dan mencari yang halal". aku merasa ini keajaiban. seorang perempuan sangat mulia mampu mendampingiku beserta ketiga anakku dan calon anak-anakku yang lain. tiada rasa bahagia yang bisa kusembunyikan dari orang lain. rasanya lega sekali. akan ada perempuan sebagai ibu dari anak-anakku, memberikan jiwa raganya untuk mendampingiku. "istriku, aku mengikhlaskanmu. aku mencintaimu karena Allah. tapi Allah lebih mencintaimu. tenanglah disana. insya Allah dia bisa menggantikan posisimu sebagai ibu dari anak-anakmu, menjadi contoh teladan, menjadi penerang bagi kehidupan kami, seperti yang engkau cita-citakan sewaktu kita bersama. terima kasih atas keikhlasanmu mendampingiku, melahirkan anak-anakku."
pernikahan keduaku pun terjadi. momen dimana semua seperti terlahir kembali. nikmat cinta yang selalu aku jaga kehormatanyya, aku rasakan saat itu. subhanallah, perempuan yang berada disampingku ini adalah perempuan tercantik, dan aku lelaki paling bahagia di dunia saat ini, aku jamin.
ijab qabul aku lakukan dengan fasih karena memang ini bukan kali pertama. aku memberikan dia perayaan sebagaimana mestinya. baginya ini adalah yang pertama. pertama kali dia menyerahkan urusannya padaku, terakhir kali dia melakukan pernikahan. satu-satunya pernikahan yang benar-benar diinginkannya, yang diimpinya.
kebahagiannya bersamaku, bersama anak-anakku yang sekarang juga menjadi anak-anaknya, dia ungkapkan begitu ikhlas, menyejukkan hati. satu hal yang aku kagum, dia tidak pernah mengeluh untuk mengasuh anakku. dia menganggap mereka anak sendiri, yang kadang aku sendiri pun masih belum ngerti bagaimana bisa dia ikhlas berniat mengasuh anakku layaknya anak kandung. sungguh aku belum ngerti.
pada awal pernikahan adalah waktu sulit kami membina rumah tangga. bagi anak-anakku yang harus menyesuaikan diri dengan 'orang baru', bagi istriku yang harus siap dg segala tantangan mengasuhku dan anakku, dan bagiku yang mempersatukan kami menjadi benar-benar keluarga. saling memahami, saling menyayangi.
(aku bertanya, "lalu bagaimana perlakuan anak pertama kepada ibu?")
berkumpul dengan seseorang yang baru, pengganti posisi ibu yang melahirkannya, pengganti pendamping hidup bagi bapaknya, bagi anak umur 4 tahun bukanlah hal yang mudah. perlu perhatian dan pengertian lebih.... tapi dia yakin dia sanggup. dia mencintaiku karena Allah, dia mencintai anak-anakku karena Allah, mencintai keluarga kami karena Allah. ini sudah jalan yang harus diikuti, inilah jalan baginya untuk mendapatkan Ridho, mendapatkan imbalan surga di keabadian nanti.
"aku siap jika bapak ingin menikah lagi, kalaupun itu memang sudah jalanku untuk menuju Ridho Allah". aku kaget seketika ketika dia mengatakan hal itu. bagaimana bisa, perempuan yang bahkan tidak turut melahirkan anak-anakku namun ikhlas menyayangi mereka, meninggalkan pekerjaan sebagai guru TK, masih bisa berbicara ha seperti itu. ya Allah apa aku pantas untuknya? menjadi imamnya? sedangkan kesholehannya dia benar-benar diluar ekspektasiku. sanggupkah aku membimbingnya dijalan lurusMu? kuatkan aku ya Allah untuk menjaga perhiasanku ini.
hari-hari berlalu, hari-hari yang penuh dengan pembelajaran bagi kami semua. belajar saling menerima dan menyayangi.
usia pernikahan kami sudah menginjak angka 5, namun belum juga Allah menitipkan seorang anak kepada kami. "mungkin Allah masih belum percaya sama kita mas. aku selalu bersabar dan berdoa, aku yakin Allah mencintai kita bagaimanapun keadaannya." setiap kata yang diucapkannya selalu berhasil melelahkan perasaan gundah ini. sebenarnya aku takut dia tidak sanggup lagi dengan pernikahan ini, aku takut dia minder karena belum bisa memberikan keturunan bagiku. aku hanya takut akan hal itu. namun Allah melalui istriku, telah meyakinkanku untuk tetap bersabar melewati jalan yang sudah menjadi skenario.
("benar-benar seperti sinetron ya? hahaha", beliau bergurau dengan polosnya. dalam hati kami sih ,"emang iya mirip sinetron yang biasanya nongkrong di Tr*ns TV atau M*CTV").
tahun ke 6 Allah mengabulkan doa kami. istriku mengandung anak pertama baginya dan ke4 bagiku. kami memeriksakan kandungannya di RS terdekat dan diketahuilah jenis kelaminnya perempuan. Alhamdulillah ya Allah, Kau benar-benar mengasihi kami. Alhamdulillah.
3 orang ank laki-laki, dan 1 calon anak perempuan, tiada lagi yang bisa mengalahkan kebahagiaan ini.
singkat cerita, tibalah saat istriku melahirkan. masih teringat akan memori 7 tahun yang lalu, ketika istri pertamaku berjuang melahirkan, dan diambil kembali olehNya secara khusnul khotimah. mulutku lebih banyak berdoa saat itu, pikiranku lebih terkonsen padanya. ya Allah selamatkan mereka....
lagi-lagi Allah menunjukkan kebesaranNya, Dia menyelamatkan anak dan istriku. anakku lahir dengan normal dan sehat tanpa kekurangan apapun, istriku pun selamat dengan nafas yang masih terengal-engal, berusaha sebisa mungkin menstabilkan keadaan tubuhnya. aku segera melafadzkan adzan kepada anak perempuanku, mengusap keningnya,"betapa Allah mencintaimu nak, kamu yang kami tunggu sekian lama akhirnya datang ke dunia dengan selamat. kamu hebat. terima kasih anakku".
istriku berbisik berusaha berbicara, "dia anak ke4 kita mas. cantik ya? sepertiku hehe". bahkan di saat dia telah berjuang mempertaruhkan hidup dan matinya untuk melahirkan si kecil, dia tetap dan selalu mengingat anakku yang lai,ketiga anakku sebelumnya, walaupun ini adalah anak pertama baginya. sungguh mulia perempuan yang Kau pilihkan untukku.
beberapa hari berlalu, hingga aku baru tersadar bahwa fotoalm istri pertamaku masih menghiasi kamar kami. sewaktu aku akan mencopotnya, dia berkata,"tidak apa-apa foto alm masih disana. beliau adalah kenanganmu, ibu kandung anak-anakmu yang berjuang menyelamatkan anakmu hingga ajalnya. bagaimana bisa mas melepaskan kenangan yang dia berikan sampai saat ini? aku tidak akan cemburu dengan seseorang yang sudah meninggal. beliau adalah perempuan mulia yang sudah mendampingimu melampaui hari untuk menungguku." begitulah wataknya, hangat sekali bila mendengar ucapannya. subhanallah, aku mencintaimu istriku.
kehidupan kami pun semakin lengkap. 3 anak laki-laki, satu anak perempuan, rumah sendiri, kendaraan pun ada, tiada kekurangan fisik dan mental yang kami miliki. hidup berjalan begitu indah dengan rahmatNya.
(hot chocolate tinggal 1/4 cangkir. malam itu, ditemani langit tanpa bintang, sedikit mendung, aku benar-benar ingin menjadi perempuan seperti istri seorang bapak di depanku saat ini. kadang aku tidak percaya bahwa masih ada perempuan yang rela mengasuh anak orang lain, dan ikhlas jika dimadu. dengan segala iman, ketaqwaanNya, dia bak seorang ratu yang dihiasi emas permata surga. kecantikan yang benar-benar abadi, yang membuat aku sangat terinspirasi walaupun belum pernah bertemu. subhanallah)
say thanks to: Mr. X who let me us know your life story, my friend, and Dunkin Donuts which gave us place and hot chocolate